Kenapa Februari Hanya 28 Hari? Sejarah, Fakta, dan Misterinya

Kenapa Februari Hanya 28 Hari? Sejarah, Fakta, dan Misterinya
kenapa Februari hanya 28 hari? Sejarah kalender menunjukkan bahwa keputusan ini berasal dari sistem Romawi Kuno yang tetap bertahan hingga sekarang

apadankenapa.com - Setiap tahunnya, kita menikmati bulan-bulan yang terdiri dari 30 atau 31 hari, kecuali satu bulan yang unik: Februari. Dengan hanya 28 hari di tahun biasa dan 29 hari di tahun kabisat, Februari kerap menjadi bulan yang membingungkan banyak orang. Tapi, kenapa Februari hanya 28 hari? Apakah ini hanya kebetulan sejarah, atau ada alasan khusus di baliknya? Artikel ini akan membahas sejarah, logika kalender, serta beberapa fakta menarik seputar Februari.

Asal-usul Kalender dan Februari yang ‘Dipinggirkan’

Untuk memahami kenapa Februari hanya memiliki 28 hari, kita harus melihat sejarah kalender.

1. Kalender Romawi Kuno: Februari Tidak Selalu Ada

Pada zaman Romawi Kuno, kalender pertama kali dibuat oleh Raja Romulus sekitar tahun 753 SM. Kalender ini hanya memiliki 10 bulan dengan jumlah hari 304 dalam setahun. Dalam sistem ini, tahun dimulai pada Maret dan berakhir pada Desember. Januari dan Februari belum ada dalam kalender Romulus, dan hari-hari musim dingin tidak dihitung secara spesifik.

2. Kalender Numa Pompilius: Menambahkan Januari dan Februari

Pada tahun 713 SM, raja Romawi berikutnya, Numa Pompilius, merasa bahwa sistem kalender yang ada kurang akurat. Ia kemudian menambahkan dua bulan baru di akhir tahun, yaitu Januari (Ianuarius) dan Februari (Februarius), untuk menyesuaikan dengan siklus bulan.

Namun, Numa menghadapi masalah: jumlah hari dalam setahun saat itu dianggap tidak boleh genap, karena bangsa Romawi kuno percaya bahwa angka genap membawa kesialan. Maka, Numa menetapkan bahwa tahun memiliki 355 hari, dengan Januari memiliki 29 hari dan Februari hanya 28 hari, sebagai bulan yang digunakan untuk ritual penyucian dan persembahan bagi dewa-dewa.


Kenapa Februari Tidak Ditambah Harinya?

Saat sistem kalender Romawi diperbarui, beberapa perubahan besar terjadi:

1. Kalender Julian: Reformasi oleh Julius Caesar

Pada tahun 46 SM, Julius Caesar melakukan reformasi besar-besaran terhadap kalender karena sistem sebelumnya terlalu bergantung pada imam-imam Romawi yang sering memanipulasi jumlah hari dalam setahun. Julius Caesar memperkenalkan Kalender Julian, yang menetapkan 365 hari dalam setahun dan tambahan satu hari setiap empat tahun (tahun kabisat) untuk mengoreksi kesalahan dalam perhitungan waktu bumi mengelilingi matahari.

Namun, Februari tetap 28 hari di tahun biasa dan 29 hari di tahun kabisat. Kenapa? Karena bulan lain sudah disesuaikan agar mencapai total 365 hari, sementara Februari tetap menjadi bulan yang ‘dikalahkan’ dalam pembagian hari.

2. Kalender Gregorian: Penyempurnaan oleh Paus Gregorius XIII

Pada tahun 1582, Paus Gregorius XIII memperkenalkan Kalender Gregorian untuk mengatasi penyimpangan kecil dalam Kalender Julian. Sistem tahun kabisat sedikit dimodifikasi agar lebih akurat, tetapi Februari tetap dengan 28 atau 29 hari.


Mitos dan Fakta Menarik Seputar Februari

Februari memang bulan yang unik, dan ada beberapa mitos serta fakta menarik yang sering dikaitkan dengan bulan ini:

1. Apakah Kaisar Augustus Mengurangi Hari Februari?

Salah satu mitos yang terkenal mengatakan bahwa Kaisar Augustus mengurangi jumlah hari Februari untuk menambah hari di bulan Agustus (dari 30 menjadi 31). Namun, sejarah mencatat bahwa kalender Julian sudah menetapkan Februari dengan 28 atau 29 hari sebelum masa pemerintahan Augustus.

2. Februari dalam Budaya dan Kepercayaan

Di Romawi Kuno, Februari dianggap bulan penyucian karena terkait dengan festival "Februa"—ritual penyucian untuk mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan.

3. Tahun Kabisat dan Orang yang Lahir pada 29 Februari

Orang yang lahir pada 29 Februari hanya bisa merayakan ulang tahun mereka setiap empat tahun sekali. Di beberapa negara, ada aturan khusus mengenai pencatatan ulang tahun bagi mereka yang lahir di tanggal ini, seperti memilih apakah mereka akan dianggap lahir pada 28 Februari atau 1 Maret di tahun non-kabisat.

4. Hari Valentine di Februari

Menariknya, Februari juga dikenal sebagai bulan penuh cinta karena adanya Hari Valentine pada tanggal 14 Februari. Tradisi ini berasal dari Romawi Kuno dan semakin populer di seluruh dunia.


Kesimpulan: Februari Tetap 28 Hari, dan Kita Tetap Penasaran!

Jadi, kenapa Februari hanya 28 hari? Sejarah kalender menunjukkan bahwa keputusan ini berasal dari sistem Romawi Kuno yang tetap bertahan hingga sekarang. Meskipun kalender telah mengalami banyak revisi, Februari tetap unik dengan jumlah hari yang lebih sedikit dibandingkan bulan lainnya.

Sejarah yang panjang, mitos yang menarik, dan fakta unik membuat Februari menjadi salah satu bulan yang paling spesial. Walaupun hanya 28 atau 29 hari, Februari tetap memiliki banyak peristiwa penting, mulai dari Hari Valentine hingga tahun kabisat yang membuatnya lebih panjang setiap empat tahun sekali.

Dengan memahami sejarah ini, kita bisa lebih mengapresiasi bagaimana manusia sejak dahulu berusaha memahami dan mengatur waktu. Jadi, lain kali ketika Februari tiba, ingatlah bahwa ada banyak cerita menarik di balik bulan ini!

Posting Komentar untuk "Kenapa Februari Hanya 28 Hari? Sejarah, Fakta, dan Misterinya"